Cerita Sukses Liu Suwandi Pengolah Kayu Karet

oleh pada Jumat, 06 September 2013
Cerita Sukses Liu Suwandi Pengolah Kayu Karet Bandung
Cerita Sukses Liu Suwandi Pengolah Kayu Karet
Cerita Sukses Liu Suwandi Pengolah Kayu Karet. Kecermatan dalam menyikapi sebuah kasus mengantarkan beliau menjadi pengekspor kayu karet yang nilai omsetnya spektakuler. Ceritanya berawal dari obrolan beliau dengan gubernur Kalimantan Barat dan wakilnya mengenai solusi untuk mengatasi 200.000 hektar kayu karet yang harus segera diremajakan dengan bibit unggul. Saat itu Liu Suwandi segera pergi ke China untuk untuk melihat prospek industri kayu karet. Tidak disangka China membutuhkan 10.000 peti kemas berukuran 40 kaki. Selama ini yang menyuplai kayu karet ke China adalah Thailand. Tapi tidak selalu mencapai target yang dibutuhkan. Nah di titik inilah Liu Suwandi akhirnya memutuskan menjadi pemain exportir kayu karet.

Bersama dengan koleganya yang merupakan pengusaha daratan China, memutuskan berinvestasi pada pengolahan kayu karet. Nilai investasinya sebanyak 2 juta dollar AS atau saat ini setara dengan Rp 22 miliar untuk membangun pabrik pengolahan karet yang kemudian didirikan di Wajok Hulu, Kabupaten Pontianak, mulai tahun 2011. Pabrik mulai beroperasi pada 2013. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono bersama Cornelis mengunjungi pabrik itu pada Mei lalu.

Kilas Balik
Mengapa kayu karet di Kalimantan Barat perlu diremajakan? hal ini tidak terlepas dari warisan Belanda yang memang menjadikan wilayah Kalimantan Barat sebagai perkebunan karet rakyat. Dalam perkebunan yang bisa dibilang hutan (karena jarak antar tanaman tidak teratur) ini, produktivitas getah karet yang dihasilkan terus menurun dari tahun ke tahun. Solusi terbaik hanya satu dengan cara mengganti bibit unggul yang terbukti menghasilkan 2 kali lebih banyak dari perkebunan karet rakyat. Proses peremajaan dengan cara menebang habis pohon karet digantikan dengan bibit unggul.

Kayu karet ternyata kurang diminati masyarakat sehingga nilai jualnya rendah. Nah disinilah Liu Suwandi mengambil celah dengan cara mengolah kayu karet tersebut menjadi papan kayu karet. Sehingga nilai jualnya ada sebagai penutup lantai maupun bahan baku furniture. Semoga kisah sukses Liu Suwandi menginspirasi Anda semua.

Data
- Rubber wood finger joint adalah nama produksi pengolahan kayu karet menjadi papan kayu karet milik Liu Suwandi
- PT Permata Borneo Lestari adalah tempat naungan Liu Suwandi dalam menjalankan industrinya
- Jumlah pegawai di pabrik Liu Suwandi 150 orang
- Harga bahan baku kayu karet mencapai Rp 300.000 per meter kubik
- Harga jual papan kayu karet mencapai Rp 5.000.000 per meter kubik
- Setiap 6 meter kubik bahan baku hanya akan menjadi 1 meter kubik papan kayu rakitan
- Limbah Kayu yang dihasilkan pabrik Liu Suwandi 3 ton per hari. Dan dijual Rp 2000 per kilogramnya kepada pabrik - pabrik besar yang memiliki boiler

Terkait